Game Seru – Akuisisi senilai $3,5 miliar oleh perusahaan game Scopely atas lini game mobile Niantic—termasuk Pokémon Go—mengundang berbagai reaksi dari komunitas. Bagi sebagian pemain, ini menandai awal dari era baru yang bebas dari dominasi fitur augmented reality (AR) yang sering kali tidak diinginkan. Namun, bagi yang lain, kekhawatiran soal monetisasi berlebihan dan keterlibatan dana investasi Arab Saudi juga mengemuka.

Dalam wawancara eksklusif pada ajang Go Fest 2025 di Paris, Michael Steranka, Direktur Pokémon Go, menjawab berbagai isu seputar masa depan game ini. Ia menegaskan bahwa akuisisi oleh Scopely sejauh ini tidak membawa gangguan signifikan.

“Kami secara fisik hanya pindah satu blok dari kantor sebelumnya. Semuanya tetap berjalan seperti biasa,” ujar Steranka.

Steranka menegaskan bahwa seluruh tim pengembang Pokémon Go tetap utuh dan kini bernaung di bawah Scopely. Pimpinan mereka, Ed Woo, juga tetap menjabat dalam struktur baru. Hal ini membuat proses transisi terasa alami tanpa adanya tekanan luar yang mengganggu ritme kerja harian.

Fokus Baru: Kurangi AR, Perkuat Pengalaman Gaming

Niantic dikenal sebagai perusahaan yang sangat fokus pada teknologi AR. Kini, setelah Pokémon Go berada di bawah Scopely, fokus tersebut mulai beralih.

“Fitur AR kemungkinan besar tidak lagi jadi prioritas utama,” kata Steranka. “Kami hanya akan menambahkan fitur AR jika benar-benar menyenangkan dan bermanfaat.”

Steranka bahkan menyebut perubahan ini sebagai “angin segar”. Menurutnya, berada di bawah naungan perusahaan yang sepenuhnya berfokus pada game membuat tim bisa lebih leluasa menentukan prioritas demi pengalaman terbaik bagi pemain.

Konten dan Fitur Baru Bukan Dampak Akuisisi

Banyak pemain menduga pembaruan game terbaru seperti Lucky Trinket dan Golden Bottle Cap merupakan dampak langsung dari akuisisi Scopely. Namun, Steranka membantah hal tersebut.

“Fitur-fitur itu sudah kami rencanakan jauh-jauh hari sebelum akuisisi. Scopely justru mendukung penuh rencana kami.”

Menurutnya, Pokémon Go telah memiliki peta pengembangan yang sudah disusun hingga dua tahun ke depan. Ia mengakui bahwa rencana bisa berubah, namun prinsip dasarnya tetap: mengembangkan permainan sesuai arah dan visi internal, bukan tekanan dari luar.

Optimisme Muncul di Tengah Skeptisisme

Sejak pengumuman akuisisi, komunitas Pokémon Go terbagi. Namun wawancara Steranka dengan YouTuber TrainerTips sempat meredakan sebagian kekhawatiran.

“Saya paham jika ada pemain yang tetap skeptis. Tapi kami yakin bahwa melalui aksi nyata, kami bisa menunjukkan bahwa ini adalah arah yang positif.”

Steranka mengaku optimis, terlebih setelah melihat dukungan penuh dari Scopely terhadap tim dan komunitas. Baginya, kepemilikan baru ini justru membuka peluang lebih besar untuk mengembangkan game tanpa tekanan dari pasar saham atau investor jangka pendek.

Bagaimana dengan Isu Kepemilikan Arab Saudi?

Scopely dimiliki oleh Savvy Games Group, sebuah entitas di bawah Dana Investasi Publik Arab Saudi. Hal ini memicu kekhawatiran terkait potensi intervensi politik atau budaya dalam pengembangan game.

Steranka menanggapi dengan lugas:

“Kami tidak pernah berinteraksi langsung dengan Savvy. Mereka memberi kebebasan penuh pada Scopely.”

Lebih jauh, ia menyebut filosofi engagement lintas budaya sebagai hal yang sejalan dengan misi Pokémon Go: menyatukan komunitas global lewat permainan dan interaksi dunia nyata.

“Kalau ingin membawa perubahan positif, Anda harus terlibat. Tidak bisa membuat perubahan dengan menutup diri.”

Ronaldo di Pokémon Go? Tidak Akan

Isu soal campur tangan kepentingan luar mencuat setelah munculnya Cristiano Ronaldo dalam game Fatal Fury: City of the Wolves milik SNK, perusahaan game lain yang didukung dana Saudi.

Steranka menanggapi dengan santai:

“Tidak, itu bukan gaya kami. Tidak akan ada Ronaldo di Pokémon Go.”

Penutup: Fokus pada Komunitas, Bukan Investor

Dengan dukungan dana dan struktur baru, Pokémon Go kini memiliki peluang lebih besar untuk berkembang. Tanpa tekanan dari pasar saham atau investor, tim bisa bekerja sesuai visi.

“Lebih baik berada di perusahaan game daripada perusahaan teknologi dengan prioritas AR. Fokus kami jelas: membuat Pokémon Go tetap menyenangkan dan inklusif.”